“TRAGEDI 98’ AKAN TERULANG KEMBALI”



Rakyat Indonesia tak pernah lupa dengan kejadian tahun 1998 saat tragedi lengsernya rezim Soeharto. Seluruh lapisan masyarakat tumpah ke jalan di depan Istana Presiden. Hari itu menjadi puncak atas bentuk kekecewaan masyarakat atas kebijakan pemerintah. Selama 32 tahun masyarakat terkekang dan tidak mendapat kebebasan dalam hal demokrasi. Baik rakyat sipil, ABRI maupun pers semua nya diatur dan harus sejalan dengan pemerintah saat itu. Dengan mengatasnamakan nasionalisme siapapun yang melawan pemerintahan saat itu akan di berikan efek jera, bahkan sampai dibunuh.

Nampaknya tragedi itu akan terulang kembali dalam waktu dekat. Melihat hingga kini pemerintah belum menunjukkan taring nya dalam hal mensejahterakan rakyat. Meski cara dan kebijakan yang dilakukan pemerintah Soeharto dan Jokowi berbeda, namun kebijakan mereka sama-sama menyengsarakan rakyat. Yang kaya makin kaya dan yang miskin tambah miskin.

Janji-janji manis yang dilontarkan saat kampanye pemilihan presiden satu tahun lalu belum dibuktikan secara signifikan. Yang ada hanyalah carut marut di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari kasus BPJS Kesehatan, Kartu Sakti Jokowi, pun  dalam bidang pendidikan, pembangunan, dan yang paling mencekik rakyat adalah ketidak jelasan harga-harga dipasaran yang kian meningkat setiap harinya. Ditambah dengan nilai rupiah yang semakin lemah terhadap dollar. Sejak kepemimpinannya tahun lalu rupiah kini sudah melewati angka 14.500.  Hal ini berdampak pula pada meningkatnya jumlah pengangguran yang sebanding lurus dengan bertambahnya angka kemiskinan di Indonesia. 

Dalam bidang ekonomi, baru selesai dilantik menjadi presiden Jokowi sudah membuat resah masyarakat dengan kenaikan harga BBM yang begitu mendadak. Jokowi tidak mampu menjaga stabilitas harga. Karena dari awal Jokowi sudah sangat bergantung pada Amerika dan melepaskan harga BBM ke pasar global. Itulah yang menyebabkan naik turunnya harga BBM.

Nampaknya Tragedi ’98 akan terulang kembali. Masyarakat terus mengalami kesulitan dan jauh dari kata sejahtera. BBM naik menyebabkan harga bahan-bahan pokok dan transportasi naik. Kenaikan bahan-bahan produksi otomatis berimbas pada kenaikan harga barang. Kenaikan harga barang memengaruhi harga jual. Karena semakin tinggi harga suatu barang maka permintaan akan semakin menurun. Akhirnya banyak produk yang tidak terjual. Jika hal ini terus berlangsung maka perusahaan akan merugi. Dan berdampak pada pengurangan jumlah tenaga kerja.

Munculnya pengangguran baru. Sementara mereka tetap butuh makan dan penghidupan sehari-hari. Tak jarang yang memilih jalan pintas akhirnya melakukan tindak kriminal atau bahkan mengakhiri hidupnya.

Nampaknya tragedy ’98 akan terulang kembali.
Karena rakyat sudah mulai menyadari bahwa pemerintah tidak sejalan dengan apa yang diharapkan rakyat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“HIJAB MODIS” BUKAN “HIJAB SYAR’I”

Gerakan Sosial Pemberdayaan Masyarakat

Alasan Rasulullah menggunakan Bait Al Arqam