SUKSESNYA NEGARA BERAWAL DARI PERAN ORANG TUA
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya,
begitulah peribahasa mengatakan. Bisa di artikan bahwa karakter anak tidak jauh
dari orang tua nya. Maka dalam perkembangan anak orang tua lah yang memiliki
peranan paling penting. Dalam banyak hal lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan perilaku seseorang, dan lingkungan yang paling utama bagi anak-anak
adalah dirumah yaitu bersama dengan orang tua mereka.
Seorang
anak dalam perkembangannya tidak langsung mengenal lingkungan sekitarnya
sendiri, melainkan butuh pendidikan dari keluarga, pendidikan formal dan juga
pendidikan masyarakat yaitu lingkungan yang lebih luas lagi dimana dia tinggal.
Selain
itu banyak kita mendengar kasus anak usia SD, SMP yang hamil bersama pacarnya,
secara logika hal itu tidak mungkin terjadi karena masih dibawah umur. Namun,
lingkungan yang telah membentuk mereka seperti itu. Misalnya dari tontonan TV
dirumah, sang anak disuguhi adegan-adegan orang dewasa, tontonan yang
menyajikan indahnya berpacaran dan sebagainya. Banyak pula anak usia sekolah
yang melakukan tawuran, melakukan tindak kriminal lainnya seperti mencuri,
merampok bahkan membunuh hanya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Mungkin orang tua mereka bukan mencuri, bukan perampok dan bukan pembunuh tapi
dalam hal ini pasti ada yang kurang dalam hal mendidik. Bisa saja pendidikan
secara formal nya terpenuhi namun kurang mendapat kan kasih sayang dari orang
tua nya. Atau masalah ekonomi dan tuntutan dari orang terdekat untuk dapat
membantu mencari nafkah demi menyambung kehidupan pribadinya. Sangat banyak
faktor yang memengaruhi tumbuh kembang anak namun tetap menurut saya peran
orang tua lah yang paling berpengaruh.
Lalu
apa jadinya jika orang tua salah dalam mendidik anak?
Siklus
kehidupan manusia itu dimulai dari balita, anak-anak, remaja lalu dewasa. Jadi
jelas bahwa orang-orang dewasa yang saat ini ada merupakan anak-anak dimasa lalu.
Begitupun pemimpin dimasa mendatang akan lahir dari anak-anak yang ada dimasa
sekarang. Maka menjadi tugas semua orang tua untuk menyiapkan pemimpin-pemimpin
yang amanah dimasa mendatang.
Peran
orang tua dalam mendidik anak bukan hanya sekedar menyekolahkan mereka
disekolah favorit, bukan hanya sekadar menyenangkan anak dengan membelikan
barang-barang yang sang anak inginkan, tapi lebih dari itu. Sebagai orang tua
perlu metode yang baik dalam mendidik anak, dan metode yang baik adalah metode
yang sudah terbukti hasilnya. Maka metode pendidikan yang dibangun oleh
Rasulullah tak diragukan lagi, jika dari lingkup yang terkecil dalam sebuah
mayarakat yaitu keluarga sudah terbentuk karakter-karakter unggul maka akan
mudah membangun masyarakat madani dan membentuk sebuah Negara dengan generasi-generasi
penerus yang memiliki sikap dan akhlaq mulia.
Di
masa nya Rasulullah membangun pola kehidupan masyarakat yang beradab, dimulai
dari mendidik anak-anak Rasulullah kemudian keluarga, sahabat serta masyarakat
sekitar. Karakter yang dibangun diantaranya dari sisi kemanusiaan, keagamaan serta toleransi antar
masyarakat.
Dari sisi kemanusiaan penulis mengartikan
bahwa sejak kecil anak-anak perlu diajarkan bagaimana bersikap sesuai denga
fitrah nya hal ini sudah tercantum dalam Al-Qur’an QS. Ar-Rum ayat 30 “Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah di atas fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dengan fitrah tersebut. Tidak ada
perubahan terhadap fitrah Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya." Jika ini
sudah tertanam dalam pikiran sang anak maka anak akan mudah menerima kebaikan
yang datang dari Allah melalui perantara nasihat orang tua atau orang-orang
disekitar yang mendidik nya. Karena
ajaran yang di bawa oleh Rasulullah sesuai dengan fitrah nya manusia dan mampu
diterima secara logika.
Jika manusia
sudah mampu bersikap sesuai fitrahnya tidak akan ada lagi pelajar yang saat
ulangan mencontek, tidak ada lagi pejabat public yang korupsi, tidak ada lagi
kasus perampokan, tidak ada lagi kejahatan-kejahatan lainnya. Karena manusia
lahir dalam keadaan yang suci dan jauh dari nilai-nilai negatif.
Orang tua yang
paham bahwa anak-anak yang mereka hasilkan saat ini akan menjadi generasi penerus
dimasa mendatang akan berusaha semaksimal
mungkin untuk menjadikan anak-anak mereka anak-anak dengan akhlaq
terbaik.
Selanjutnya
adalah pengajaran keagamaan, Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk
terbesar ke empat, dengan berbagai macam suku bangsa, bahasa serta agama. Maka
tak jarang muncul perselisihan karena merasa didiskriminasi atau masalah
lainnya yang mungkin saja timbul. Dari itu sangat penting mengajarkan secara
menyeluruh tentang akhlaq dalam beragama. Islam mengajarkan keseimbangan,
seimbang antara kehidupan di dunia dan bekal untuk kehidupan di akhirat. Dengan
keseimbangan inilah hidup manusia akan menjadi lebih terarah. Dengan penanaman
nilai-nilai spiritual kepada anak sejak usia dini, anak akan tumbuh dengan
nilai-nilai positif dalam dirinya.
Ketidak amanan
yang terjadi saat ini di Indonesia salah satunya disebabkan oleh perbedaan
agama. Pemahaman ajaran agama yang berbeda sering menimbulkan keresahan dalam
hal ibadah dari tiap-tiap agama. Misalnya tokoh masyarakat di Papua yang sempat
melarang dikumandangkan nya adzan di masjid, atau keresahan umat Kristiani saat
merayakan ritual keagamaan karena kasus ledakan bom di gereja yang pernah
terjadi. Hal ini sungguh bukan suatu hal yang diajarkan oleh Rasulullah. Karena
perbedaan tersebut datang dari Allah jadi sudah sepantasnya kita bersikap
sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah dalam hal menyikapi sebuah
perbedaan.
Konsep
berikutnya adalah menciptakan toleransi dalam kehidupan masyarakat, dengan
adanya sikap toleransi akan tercipta hubungan yang baik antara satu orang dengan
yang lainnya. Islam sangat menghargai perbedaan. Sehingga siapapun akan
mendapatkan hak dan kewajiban yang sama.
Umar Abdul Aziz Quraisyi mengatakan bahwa
dasar-dasar inilah yang membangun sikap toleransi umat Islam diantaranya dasar nilai-nilai keluruhan sebagai sesama
manusia, baik dari perbedaan agama, etnis, dan kebudayaan, Dasar pemikiran
bahwa perbedaan agama merupakan kehendak Allah, Dasar pemikiran bahwa kaum Muslim tidak berhak sedikit pun untuk
menjustifikasi kecelakaan mereka yang berlainan keyakinan selama di dunia,
karena hal itu merupakan hak prerogatif Allah di akhirat kelak, dan terakhir
adalah pemikiran bahwa Allah memerintahkan manusia untuk berbuat adil dan
berakhlak mulia, meskipun terhadap mereka yang berlainan agama.
Dengan penerapan dasar-dasar yang tepat
dalam mendidik, anak akan tumbuh menjadi remaja yang berkepribadian baik dan
akan menjadi generasi perubahan bagi suatu bangsa. Memang tidaklah mudah
menciptakan sebuah Negara khilafah seperti yang pernah terjadi di masa Rasulullah
serta para sahabat, namun dengan terciptanya keluarga kecil yang berakhlaq akan
lahir generasi-generasi Rabbani yang mampu membawa Indonesia menjadi Negara
maju. Karena sejarah sudah berhasil membuktikan kejayaan umat Islam selama 13
abad. Yaitu sejak pemerintah Rasulullah hingga khilafah Turki Utsmani.
Dari itu marilah mulai membangun Negara baldatun
thayyibatun wa rabbun ghafūr dari lingkup yang paling kecil yaitu
keluarga, dan mulailah membangun keluarga dengan mendidik anak sesuai dengan
yang Rasulullah ajarkan.
Komentar
Posting Komentar